Rabu, 08 April 2015

1445 Tahun Nuzulul Qur'an

Adalah suatu keunikan dan kelangkaan di tahun ini karena Peringatan Turunnya (Nuzul) Qur’an yang ke-1445 dan Peringatan Hari Kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke-66 terjadi pada hari, tanggal dan bulan yang sama; yakni Rabu,17 Agustus 2011. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia bukan hanya untuk dibaca dan dihafal, bukan pula untuk dilombakan, tetapi yang terpenting adalah dimengerti, dihayati dan diamalkan.

Salah satu kebiasaan para ahli pikir bangsa Arab di zaman jahiliyah ialah berkhalwat/ bersemadi di tempat-tempat sunyi untuk menenangkan pikiran sambil memohon limpahan ilmu dan hikmah dari dewa-dewa dan patung berhala yang mereka percayai. Muhammad Al-Amin sebelum menjadi Nabi dan Rasul juga melakukan hal yang sama. Namun renungan dan permohonannya bukan kepada dewa-dewa, bukan pula kepada Hubal, Lata, Manat, wal Uzza, tapi beliau berkhalwat dan beribadah menurut syariat/millah Nabi Ibrahim, as.
 

Disebuah gunung yang terletak seputar 5 km sebelah utara bangunan Ka’bah terdapat Gua yang diberi nama “Gua Hira”. Gua ini terbentuk secara alamiah, terdiri dari susunan lempengan batu yang tidak beraturan. Bagian terpanjang pada sisi-sisinya kurang lebih 3 X 1,5 m, tinggi 2 m. Untuk mencapai dan memasuki Gua ini cukup berat sebab sesampai di puncak gunung tersebut dengan ketinggian 280 m, masih harus turun 10 m lagi dengan posisi terjal dan bercelah sangat sempit (orang dengan tubuh besar harus memiringkan badan).
 

Tempat inilah yang dipilih Muhammad untuk berkhalwat (bertahannuts) menjauhkan diri dari keramaian kota Mekkah menenangkan hati dan pikiran mencari makna kehidupan. Saat beliau bertahannuts dalam Gua di bulan Ramadhan, datang seorang yang tidak dikenalnya, yang ternyata adalah Malaikat Jibril. Ia membawa sehelai tulisan dan menyuruh membaca nya, Bacalah !!! Dengan rasa kaget dan terperanjat, Muhammad mengatakan “Ma ana bi qari’" (saya bukan pembaca). Beliau di rengkuh-rengkuh dan disuruhnya membaca sekali lagi, namun Muhammad lagi-lagi berkata "Ma ana bi qari’". Pada perintah ketiga, beliau menjawab "apa yang saya baca?" Jibril lalu menuntunnya : "Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq. Khalaqal insana min alaq. Iqra’ wa rabbukal akram. Alladzi allama bil qalam. Allamal insana ma lam ya’lam." Artinya “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, Tuhanmu maha Mulia yang mengajarkan dengan perantaraan kalam. Dialah yang mengajarkan manusia apa-apa yang belum diketahuinya." (Q.S. Al-Alaq : 1 – 5).

Itulah wahyu Allah SWT yang pertama diantarkan oleh Jibril kepada Muhammad sekaligus pengangkatan beliau sebagai Nabi. Gunung dimana Gua Hira itu berada sekarang lebih dikenal dengan “Jabal Nur” artinya Gunung Cahaya karena disitulah terpancarnya cahaya Al-Qur’an pertama yang diturunkan dari Lauhem Mahfudz.


Peristiwa yang sangat monumental di Gua Hira itu terjadi pada tanggal 6 Agustus tahun 610 sesudah Masehi bertepatan 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriah. Atau 1401 tahun Syamsiah yang lalu sama dengan 1445 tahun Qamariyah. Al-Qur’an yang diturunkan untuk pertama kalinya itu dijelaskan sendiri oleh Allah dalam firmanNya “Pada bulan Ramadhan Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia berikut penjelasan nya serta pemisah (antara yang hak dan yang bathil)” (Q.S.Al-Baqarah : 185).


Al-Qur’an ini diturunkan secara berangsur-angsur sesuai kebutuhan dan perkembangan masyarakat muslim selama 23 tahun dalam 2 periode, 13 tahun di Mekkah, 10 tahun di Madinah. Ayat terakhir ialah firman Allah yang artinya “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu, Aku telah cukupkan nikmatKu dan Aku ridha Islam sebagai Agamamu” (Q.S.Al-Maidah: 3). Ayat ini turun saat Nabi Muhammad SAW bersama sejumlah pengikutnya wukuf di Arafah pada 9 Zulhijjah 10 H/ 7 Maret 632 M.


Pelaksanaan rukun Islam yang ke-5 di musim haji ketika itu, lalu kemudian dinamai “Haji Wada’" atau Haji Perpisahan, artinya kesempatan terakhir buat Nabi Muhammad mengunjungi Masjidil Haram, Padang Arafah, Musdalifah dan Mina karena 4 bulan setelah itu beliau kembali ke rahmatullah pada 12 Rabiul Awal 11 H / 8 Juni 632 M dalam usia 63 tahun. Menjelang akhir hayatnya, Rasulullah Muhammad SAW berpesan kepada umatnya dengan Sabdanya “Aku tinggalkan dua perkara (sebagai pusaka). Kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang pada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) wa Sunnatur Rasul (Al-Hadist)


Al-Qur’an sebagai pusaka dan buku rujukan, bukan hanya untuk dibaca, bukan pula untuk dihafal dan hanya di lombakan dalam STQ/MTQ, tetapi Al-Qur’an diturunkan supaya dimengerti, dihayati dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak diantara kita fasih membacanya, bahkan dapat menghafalnya 30 juz, namun hanya sedikit mengetahui maknanya sehingga pengamalannyapun belum memadai. Demikian pula karena hanya tertarik dengan pahala membacanya luar biasa (satu huruf 10 pahala) sehingga mereka hanya berusaha menamatkan (khatam) 30 juz beberapa kali, khususnya di bulan Ramadhan tanpa ada minat dan upaya untuk memahami terjemahan dan tafsir dari ayat-ayat yang dibacanya.
 

Melalui himbauan Kementerian Agama Kota Palu, marilah kita semarakkan Gerakan Masyarakat Maghrib Mengaji (GM3). Dengan gerakan ini diharapkan dapat meningkatkan kelancaran dan kefashihan membaca Al-Qur’an berikut penghayatan dan pengamalannya sebagai pedoman hidup bagi kita umat Islam demi keselamatan dan kebahagiaan dunia- akhirat, semoga!
 

Palu, 15 Ramadhan 1432 H/15 Agustus 2011 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar