Rabu, 08 April 2015

Membumikan Sembelihan Qurban

Iklan yang mengajak untuk berqurban
Secara harfiah qurban berasal dari kata Qaruba artinya “dekat”, kemudian berubah menjadi kata benda dan kata sifat yang bermakna sesuatu yang dijadikan tanda bukti mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara menyerahkan hewan ternak untuk disembelih. Penyembelihan hewan ternak berawal dari mimpi Nabi Ibrahim a.s. yang diperintah untuk menyembelih Ismail, mimpi yang terjadi di malam ke-8, ke-9 dan ke-10 Dzulhijjah itu, Ibrahim meyakininya sebagai perintah Allah yang wajib dilaksanakan. Namun sebelumnya ia harus menyampaikannya terlebih dahulu kepada anak satu-satunya itu, ternyata Ismail tidak keberatan malah ia mempersilakan ayahnya melaksanakan apa yang diperintahkan.

Saat Ibrahim merebahkan tubuh Ismail dan meletakkan pisau di lehernya, tiba-tiba malaikat datang menggantinya dengan seekor kibas sejenis kambing, leher kibas itulah yang terpotong. Lakon ini bukan legenda, bukan mitos, bukan pula cerita fiktif ala sinetron, tetapi kisah nyata yang tidak perlu diragukan kebenarannya. Hal ini dapat dibaca dalam Alquran surah Ash-Shaffah ayat 102-108. Peristiwa 50 abad yang silam inilah kemudian dijadikan dasar bagi umat Muhammad, umat Islam untuk menyembelih binatang ternak setiap bulan Dzulhijjah sebagai ibadah qurban mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tentang keutamaan qurban, Nabi Muhammad SAW mengatakan “Setiap lembar bulu binatang qurban terdapat kebaikan”(HR. Ibnu Majah). Sanggupkah kita menghitung bulu kambing dan bulu sapi? Tentunya tidak sanggup. Itulah kebaikan/pahala yang diperoleh dari ibadah qurban. Selanjutnya sabda Rasulullah SAW “Tidak ada amalan anak cucu Adam yang lebih dicintai Allah saat Idul Adha selain menyembelih hewan qurban

Walaupun hukumnya sunnat (muakkad), namun ancamannya sangat mengerikan. Kata beliau “Orang yang mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk berqurban, tapi tidak melaksanakannya, maka bukanlah ia termasuk yang mengikuti sunnahku” (HR. Ibnu Majah). Beliau juga menyindir dengan sabdanya “Siapa yang mampu dan punya kesempatan, lalu tidak melaksanakan qurban, maka janganlah ia mendekati mushallah tempat kami shalat” (HR. Imam Ahmad)

Memang terasa berat dan tidak mampu bila nanti menjelang lebaran haji baru mau melaksanakan qurban karena tidak direncanakan sebelumnya. Sebenarnya orang yang mempunyai pekerjaan tetap dengan penghasilan lebih dari kebutuhan sehari-hari ia tergolong mampu berqurban setiap tahun. Resepnya ialah penghasilan yang diperoleh (PNS, TNI/Polri, petani, pedagang, dll) disisihkan sebagian selama 10-12 bulan. Kalau harga seekor kambing misalnya Rp 1 juta/ekor, berarti hanya menabung Rp 100.000/bulan. Demikian juga untuk seekor sapi dengan harga Rp 7 juta. Sebab seekor sapi boleh patungan 7 orang/keluarga. Rp 100.000/bulan barangkali tidak terlalu berat bila didorong oleh niat dan rasa syukur atas nikmat rezki yang diberikan Allah selama ini. Apalagi kita simak firman Allah SWT “Sesungguhnya Kami (Allah) telah memberikan nikmat yang banyak, karena itu hendaklah melaksanakan shalat dan menyembelih hewan (qurban) karena Tuhanmu” (Q.S. Al-Kautsar : 1-2)

Kalau kita mulai menabung di bulan Muharram 1434 nanti, Insya Allah bulan Dzulhijjah saat Idul Adha tahun depan kita akan melaksanakan penyembelihan hewan qurban dengan prinsip dagingnya untuk orang lain, pahalanya untuk kita yang berqurban. Apabila kaum muslimin yang mempunyai pekerjaan tetap dengan penghasilan lebih dari cukup semuanya memasang niat dan berupaya mengikuti resep seperti tersebut diatas, pasti jumlah hewan qurban akan bertambah banyak di tahun-tahun yang akan datang. Apakah disembelih dan dagingnya dibagikan dilingkungan sendiri atau diserahkan kepada Panitia Hari-hari Besar Islam (PHBI) kabupaten/kota.

Akhirnya, selamat menyambut hari Raya Idul Adha, Idul Qurban 1433/2012, mari kita tumbuhkan semangat berqurban, kita membudayakan dan Membumikan sembelihan qurban di kalangan masyarakat muslim dengan cara menyisihkan sebagian rezki yang Allah berikan kepada kita, semoga!

Palu, 6 Dzulhijah 1433/22 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar