Rabu, 08 April 2015

Pemberdayaan Tiga Otak

Pada dasarnya, semua orang memiliki jumlah sel otak yang sama dan berpotensi menjdi cerdas dan genius yang luar biasa. Secara garis besarnya, otak manusia terbagi 3 bagian, yaitu otak kanan, otak tengah dan otak kiri.

Otak kanan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan/imajiinasi, kreativitas, bentuk, gambar, emosi, seni dan warna. Daya ingatnya bersifat jangka panjang (long term memory). Otak kanan ini mempunyai kemampuan memvisualisasikan hal-hal yang bersifat abstrak. Sedangkan otak kiri berfungsi dalam hal perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa dan logika, daya ingatnya bersifat jangka pendek (short term memory). Sementara otak tengah berperan sebagai penghubung antara otak kanan dan otak kiri. Aktivitas otak tengah akan membantu menyeimbangkan kinerja otak kanan dan otak kiri. Dengan demikian kita manusia tidak akan didominasi oleh otak kanan atau otak kiri saja. Orang yang didominasi oleh otak kirinya, akan merespon/menanggapi suatu masalah dengan menganalisisnya, namun bila otak kanannya lebih dominan akan meresponnya dalam bentuk visual atau gerakan-gerakan motorik.

Usia anak-anak adalah usia ideal dalam pengaktivitasian otak tengahnya karena pada anak-anak belum mengalami kebiasaan dominan menggunakan salah satu bagian otaknya. Sangat berbeda dengan orang dewasa yang mempunyai kecenderungan menggunakan salah satu belahan otaknya secara dominan. Agar otak kanan, tengah dan otak kiri dapat bersinergi dan bekerja maksimal, maka limbic (otak) tersebut harus terbuka, yaitu seseorang dalam kondisi senang dan nyaman ketika belajar. Proses belajar haruslah menggembirakan, konsentrasi dan penuh antusias terhadap apa yang sedang dipelajarinya. Karena ketika berada dalam kondisi/suasana seperti itu, otak tengah akan terbuka dan semua informasi dapat dengan mudah masuk kedalam otak kiri atau otak kanan. Kalau otak kiri harus terus menerus merekam informasi secara sadar, namun otak kanan mampu merekam sesuatu secara tidak sadar dan instan, seperti halnya kamera foto. Hal ini dapat dilakukan oleh guru-guru di sekolah/ madrasah/pesantren dan orang tua di rumah.

Semua orang akan bisa menjadi cerdas dan jenius yang luar biasa jika hal ini diperlakukan kepada anak sejak usia mudah (balita – 15 tahun). Yang susah ialah mengubah kebiasaan para guru dalam mendidik murid/siswa-siswanya. Mereka mendidik seperti ia dididik dahulu. Anak-anak diajar untuk tidak melakukan kesalahan. Kalau anak menjawab soal/pertanyaan tidak benar langsung disalahkan dan mencoret pekerjaannya dengan garis merah tanpa solusi atau menghukumnya dengan berdiri didepan kelas. Ini yang salah! Anak-anak jadi takut dihukum dan merasa terktekan. Demikian juga kebanyakan orang tua dirumah, terlalu banyak larangan, pencegahan terhadap anaknya dan menghukum (memarahi/memukulnya) bila berbuat kesalahan. Dalam keadaan perasaan tertekan yang menakutkan ini, limbic/otak anak akan tertutup. Apapun yang diterima tidak akan banyak terekam dalam memorinya. Mereka tidak tahu bahwa anak-anak bukanlah orang dewasa seperti dirinya. Dunia anak-anak adalah bermain dan itu merupakan proses pembelajaran memfungsikan otak kanannya.

Semua anak manusia berpotensi menjadi jenius di bidang apapun, yang penting dapat menemukan bidang yang paling menarik dan diminati sehingga tertarik untuk terus belajar dan menekuninya, tidak mesti menguasai banyak disiplin ilmu. Seorang dokter spesialis yang jenius, adalah orang bodoh ketika mobilnya rusak karena tidak tahu mekanik. Seorang pakar/jenius di bidang kebumian dan kedirgantaraan, ia menjadi bodoh ketika bicara tentang kehidupan sesudah bumi dan langit dihancurkan, seorang pakar dibidang ilmu-ilmu non eksak tapi ia buta tentang ilmu eksak atau sebaliknya.

Untuk menjadikan anak cerdas dan jenius, tidaklah langsung mengsinergikan ketiga otak tersebut, harus diawali sejak anak masih berumur dibawah 5 tahun (balita) dengan pemberian ASI Eksklusif, asupan makanan yang bergizi, latihan-latihan stimulasi/rangsangan otak dan penyediaan lingkungan yang mendukung. Usia balita adalah masa keemasan (golden age) dalam pembentukan dan pengisian sel-sel otak anak. Untuk itu orang tua/keluarga harus memperhatikan masa-masa pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Periode/masa seperti ini hanya satu kali dalam kurun waktu usia manusia. Kalau masa ini terabaikan, jangan heran bila anak itu malas, tidak bersemangat/susah menerima pelajaran, akaibatnya tidak naik kelas dan pada akhirnya putus sekolah.

Khusus untuk pemberdayaan otak kanan, telah terbentuk Lembaga Pusat Kegiatan Belajar (LPKB) ”OTAK KANAN” di Palu. Fokus programnya adalah membimbing peserta didik untuk melatih memfungsikan otak kanannya yang selama ini didominasi oleh otak kirinya. Jika memori otak kanan telah berfungsi, maka tidak akan lupa lagi apa yang pernah dilihat atau didengar meskipun terpapar sekali saja. LPKB tersebut menerima peserta dari tingkat SD, SLTP, SLTA dan Mahasiswa dengan bidang studi Matematika, Kimia, Fisika dan Bahasa Inggris. Sistem belajarnya dikelompokkan sesuai tingkat pendidikan dan bidang studi yang dipilih. Pembetukan Lembaga Kegiatan Belajar ini diprakarsai oleh Nur Ilham bersama Azmi Ridwan,S,Si yang berlokasi di Jl. Manunggal No. 11 Palu, Kelurahan Tatura Utara, 085240410396.

Palu, 20 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar