Selasa, 07 April 2015

HIV/AIDS dan Upaya Penanggulangannya

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah nama suatu virus, sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu kumpulan gejala penyakit yang ditimbulkan akibat rusaknya fungsi kekebalan tubuh yang terinfeksi HIV. Virus HIV/AIDS merupakan parasit intersel (yang hidup dalam sel) dan tidak dapat berkembang di luar tubuh manusia. Ia baru dapat berkembang biak secara ganas setelah masuk kedalam tubuh manusia dan berpotensi menginfeksi sel-sel yang lain.

Salah satu sel dalam tubuh manusia ialah sel darah putih yang berfungsi memproduksi zat kekebalan tubuh. Apabila sel ini lemah atau mati, maka daya tahan/kekebalan tubuh akan menurun sehingga mempermudah masuknya berbagai penyakit atau timbulnya kelainan akibat virus yang tadinya tidak berbahaya menjadi berbahaya.


Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah September 2010, tercatat pengidap HIV sejumlah 78 kasus, AIDS 50 kasus dan yang telah meninggal dunia sebanyak 28 orang. Jumlah kumulatif ini tersebar di semua kabupaten/kota, kecuali Kabupaten Buol. Walau jumlahnya relatif kecil, tapi dapat dipastikan masih banyak yang belum terdeteksi, mengingat penyakit HIV/AIDS menganut fenomena “Gunung Es”, kelihatan kecil, yang tidak nampak jauh lebih besar.


Cara Penularan HIV/ AIDS
 
– Hubungan seksual; Virus HIV bisa ditemukan pada seluruh tubuh pengidap/penderita HIV/AIDS, terutama pada darah, kelenjar getah bening, cairan vagina atau sperma ketika berhubungan seksual, baik antara laki-laki dengan lawan jenisnya maupun sesama kelamin. Saat itulah virus akan masuk dan menular serta menginfeksi darah (wanita) dari laki-laki pengidap HIV/AIDS.
– Melalui pembuluh darah; penularan dapat terjadi pada pemberian / transfusi darah yang berasal dari penderita HIV/AIDS. Juga dapat terjangkit akibat pamakaian peralatan medis yang tidak steril seperti pisau, gunting, jarum suntik, speculum, peralatan tatto yang terkenah darah pengidap HIV/AIDS.
– Melalui ibu kepada bayinya; penularan virus dari ibu ke bayi dapat terjadi baik selama dalam kandungan, saat persalinan maupun semasa menyusui bayi.


Gejala infeksi HIV/AIDS sebagai berikut:
 
– Penurunan ketahanan/kekebalan tubuh yang ditandai dengan seringnya sakit berat untuk suatu penyakit yang biasanya ringan.
– Terdapat penyakit yang biasanya mudah disembuhkan menjadi susah disembuhkan.
– Menurunnya berat badan secara jelas setiap bulan.
– Ada gejala pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh.


Upaya Pencegahan
 
HIV/AIDS termasuk salah satu virus penyakit yang sangat berbahaya karena sampai saat ini belum ditemukan obat/vaksin yang mampu membasmi secara tuntas. Yang ada baru sebatas memperlambat perkembangannya. Dengan demikian kita harus waspada dan berusaha mencegahnya secara dini, sebab sekali terserang sangat susah disembuhkan, bahkan akan terinfeksi seumur hidup dan akan diakhiri dengan kematian. Untuk mencegah merebaknya penyakit yang fatal itu, diperlukan pendekatan multi dimensi untk mendorong keluarga dan institusi masyarakat agar dapat meningkatkan ketahanan keluarganya serta berkehidupan seksual yang wajar, sehat dan halal. Tidak dengan ganti-ganti pasangan.


Khusus buat remaja, telah dikembangkan Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK – KRR) oleh BKKBN yang hingga akhir tahun 2010 ini telah terbentuk sebanyak 204 unit, tersebar di 11 kabupaten/kota se Sulawesi Tengah. Wadah PIK-KRR ini dibentuk baik di lingkungan sekolah (Siswa SLTP, SLTA, dan Mahasiswa) maupun di tempat lain seperti pada Remaja Masjid dan Gereja.

Kegiatannya meliputi Triad KRR, yakni masalah Narkoba, Seksualitas dan HIV/AIDS. Tujuannya untuk memberi pemahaman kepada remaja tentang ketiga masalah tersebut sehingga mereka dapat memelihara Kesehatan Reproduksinya dan terhindar dari penularan HIV/AIDS, Semoga!

Palu, 18 Nopember 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar