Anatomi Vasektomi |
Dalam kurun waktu 40 tahun ini, berhasil pula melembagakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Namun, masalah nasional yang dialami selama ini adalah rendahnya kesertaan Pria (suami) dalam ber KB, termasuk di Sulawessi Tengah. Berdasarkan data di BkkbN Provinsi Sulawesi Tengah November 2010 tercatat peserta KB Aktif sebanyak 372615 ( 77, 36 %) dari 481647 PUS, hanya 535 ( 0, 14 % ) peserta KB Pria. Penyebab utamanya karena pengaruh sosial budaya masyarakat yang beranggapan bahwa KB adalah urusan wanita (isteri).
Upaya Peningkatan Partisipasi Suami dalam ber KB
Kalau sang isteri tidak bisa ber-KB karena mengalami kontraindikasi dan gangguan kesehatan terhadap semua jenis kontrasepsi, maka semestinya sang suamilah yang menggantikan isterinya menjadi peserta KB untuk menjarangkan kehamilan dan atau mengakhiri kelahiran anak.
Ada tiga cara/metode kontrasepsi untuk Pria, yaitu KB Alamiah (Pantang Berkala), Kondom dan Vasektomi. Yang disebut terakhir ini, adalah metode yang paling ampuh dan sangat efektif untuk jangka panjang, sekali untuk selamanya kecuali jika ingin menyambungnya kembali. Makanya cara ini dinamai juga Kontrasepsi Mantap ( Kontap ).
Secara harfiah, Vasektomi berarti memutus disertai pengikatan saluran sperma sehingga menjadi buntu. Hal ini dimaksudkan guna mencegah penyaluran sperma dari buah zakar ke liang sanggama. Namun tidak berarti tidak ada penyemprotan saat orgasme dan ejakulasi. Pancaran dan penyemprotan tetap ada, hanya saja cairan air mani itu tidak mengandung lagi sperma sebagai benih yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Beda dengan kebiri. Kebiri (pada binatang) buah zakarnya yang dipotong dan di keluarkan sehingga hormon kejantanannya tidak terbentuk dan birahinya hilang. Sedangkan Vasektomi atau Medis Operasi Pria (MOP) saluran sperma yang diputus tapi hormon kelaki-lakiannya tidak terganggu.
Pemutusan dan pengikatan pada Vasektomi dilakukan melalui operasi kecil pada kantong buah zakar (testis) dan hanya memerlukan waktu 10 – 15 menit. Dokter spesialis untuk metode ini sudah tersedia dan siap melayani klien setiap hari kerja di Rumah Sakit Nasana Pura Palu secara gratis. Sekedar untuk diketahui bahwa program Vasektomi bukan untuk semua Pasangan Usia Subur (PUS), tetapi hanya diperuntukkan bagi PUS yang sudah punya anak 2 orang atau lebih dan mereka sudah sepakat tidak ingin menambah jumlah anak lagi.
Tentang kelebihan dan keunikan metode MOP ini, berikut testimoni dan kesaksian salah seorang yang sudah di Vasektomi, panggil saja Sule. Ia ikut program vasektomi karena merasa iba melihat isterinya yang sering terganggu kesehatannya dan kurang bergairah akibat efek samping dari penggunaan kontrasepsi hormonal (Pil/Suntik/Implant), sementara mereka sudah punya anak 3 orang. Menurut Sule (49 tahun), Vasektomi itu tidak ada pengaruh negatifnya pada diri kita, buktinya saya. Badan terasa tambah segar dan bersemangat, rasa capek dan lemas usai sanggama cepat hilang, malah tambah joss, kesan Sule kepada penulis.
Selain Sule, penulis juga menemui Murni (42 tahun) salah seorang ibu yang suaminya sudah di Vasektomi. Menjawab pertanyaan bagaimana kepuasan Ibu dan keperkasaan Bapak pasca Vasektomi? Secara jujur ibu dari 5 orang anak ini mengatakan biasa-biasa saja, sang suami tetap bergairah, tidak ada penurunan libido / nafsu biologisnya, bahkan tambah perkasa, kadang-kadang ia meminta di luar waktu-waktu yang biasanya. Saya sebagai isteri, ya tanpa alasan harus melayaninya karena tidak ada kekhawatiran akan hamil lagi, demikian pengakuan ibu Murni.
Mengakhiri tulisan ini, kami menghimbau kepada ibu-ibu para isteri yang barangkali sudah bosan disuntik dan minum pil tiap hari atau mengalami gangguan kesehatan dari pemakaian alat kontrasepsi selama bertahun-tahun atau mungkin sudah puluhan tahun. Adukan keluhannya kepada suami, semoga bapak dapat merasakan apa yang ibu rasakan dan timbul rasa kasihannya sehingga ia bersedia berpartisipasi mengganti ibu menjadi akseptor atau peserta KB dengan Kontrasepsi Mantap “Vasektomi” sebagai salah satu bentuk kecintaan suami terhadap isteri.
Palu, 17 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar