Senin, 04 Agustus 2014

Pasangan Ideal

Pernah terjadi diskusi mini menjelang acara resepsi perkawinan. Waktu itu kami mengambil posisi berjejer di depan gedung menerima tamu undangan, tiba-tiba salah seorang diantara kami berkata ”IDEAL JUGA ISTERINYA“ Bapak Drs. Az, Saya bilang apa yang menjadi ukuran penilaian komiu sehingga terlalu dini menetapkan ia ideal? Coba perhatikan! postur tubuhnya sebaya dengan suaminya, pakaian mereka serasi, katanya. Dengan jawaban itu, memancing teman-teman yang lain memberikan versinya sebagai protes atas jawaban teman yang satu itu. Tapi sayang, diskusi ini tidak tuntas karena pasangan pengantin sudah datang dan langsung memasuki ruangan pelaminan, kamipun bubar dan masing-masing mencari tempat duduk dalam gedung. Sejak itu diskusi terhenti dan tidak pernah berlanjut.

Untuk itu, lewat tulisan ini penulis mencoba memberikan pemahaman tentang wanita atau pasangan ideal. Menurut kamus Indonesia, ideal ialah cita-cita menuju kesempurnaan. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa Ideal itu tidak bersifat lahiriyah semata, namun juga bersifat tersembunyi yang menjadi idaman atau harapan. Kalau seorang ustadz berdakwah bahwa Muslim Paripurna ialah orang yang bersih tauhidnya, tinggi taqwanya dan banyak amal shalehnya, maka dapat dikatakan sangat ideal. Atau alangkah idealnya Pemerintahan Presiden SBY - JK yang hendak mewujudkan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Demikian juga berbicara tentang wanita / pasangan ideal terkandung makna yang tersurat dan tersirat.

Adalah suatu kekeliruan bila kita hanya melihat ciri wanita ideal dari segi lahiriyah atau yang nampak saja, sehingga kalau ditanya, bagaimana wanita ideal menurut anda? Paling tidak mereka bilang, cantik dan lembut serta luwes dalam pergaulan. Ideal dalam arti yang sesungguhnya bagi seorang wanita atau laki-laki sulit ditentukan secara pasti dalam waktu singkat. Nah, barangkali disinilah ada unsur positifnya bagi remaja yang menjalin hubungan asmara sebelum menjatuhkan pilihan untuk teman hidupnya. Dalam masa perkenalan alias pacaran itu merupakan kesempatan saling mempelajari keaslian jati diri dan watak calon pasangannya. Apakah cocok dan ideal untuk dirinya atau tidak. Kalau tidak cocok jangan dilanjutkan. Jadi, remaja yang pacaran itu boleh diartikan mereka sedang belajar mencari dan memilih pasangan yang ideal.

Seorang laki-laki yang hendak memilih jodoh biasanya didorong oleh empat faktor yaitu, rupawan, bangsawan, hartawan dan agamawan. Tapi Rasulullah SAW menganjurkan “pilih yang beragama supaya bahagia” (HR. Bukhari Muslim). Timbul pertanyaan, bagaimana jika dalam suatu komunitas semuanya beragama Islam, apakah menjatuhkan pilihan secara sembarangan? Tentu tidak, faktor kecantikan dan kehalusan budi jangan diabaikan berikut kesekupuan usia juga perlu dipertimbangkan dan yang paling penting ialah ketaatan beragama, sebab tidak semua orang Islam taat menjalankan syariatnya yang sudah barang tentu susah menjadi pasangan ideal dalam membina rumah tangga bahagia Mawaddah wa Rahmah.

Isteri ideal menurut Islam telah termaktub dalam Al-Qur’an yang artinya “ ........... adalah mereka yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang beribadah....... baik yang sudah janda maupun yang masih gadis” (QS. At-Tahrim : 5). Dari ayat ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Muslimaat (yang patuh), yaitu wanita yang menyerahkan segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT. Perilakunya yang ia tampilkan semuanya bersumber dari Islam. Mu’minaat (yang beriman), perkataannya searah dengan perbuatannya. Imannya teguh karena hatinya menikmati kelezatan bermunajat kepada Allah SWT. Qaanitaat (yang taat), dalam ketaatannya ia senantiasa menyerahkan diri kepada Allah. Taibaat (yang bertaubat), senantiasa bertaubat dan mohon ampun walau ia tidak berbuat dosa. ‘Aabidaat (yang beribadah), dirinya terisi keinginan untuk selalu beribadah kepada Allah, sama saja ibadah wajib atau yang sunat.

Itulah antara lain kreteria wanita ideal yang bersumber dari Al-Qur’an dan tentunya tidak sedikit juga sifat-sifat yang terbentuk dari norma adat istiadat setempat yang perlu diaplikasikan dalam kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat yang dapat memperkuat predikat sebagai pasangan yang ideal. Wallahu musta’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar